09/03/2015

Kolam Bukan Renang

Minggu, 8 Maret 2015 18:59
Pagi jam 7, anakku sudah mbingungi ngajak pergi berenang. Memang sih semalam aku sudah janji tapi mbok yao pengertian dikit tidak usah pake teriak-teriak di telinga, tidak usah tarik-tarik selimutku! Huwaaa…!!
Pagi ini memang rasanya males sekali bangun maklum semalam aku baru berangkat tidur sekitar jam 4. Tapi apa daya seorang ayah melawan kehendak anak? Hahaa….
Mau tidak mau kubangunkan diriku dan bersiap berangkat. Lagipula aku kan sudah janji.
Sampai di kolam sekitar pukul sepuluh, agak kesiangan sih sebenarnya (karena aku sempat ketiduran sebentar tadi di kamar mandi 😛 ) tapi untungnya langit mendung jadi enak buat berenang.
Nah, ada beberapa kejadian menarik selama berenang tadi. Ini adalah pertama kalinya tessa anakku yang besar berani berenang sendiri. Tepatnya bukan berenang tapi bergerak liar di atas pelampung, hal yang patut ditulis lebih detail lagi. Tapi bukan itu yang ingin kubahas melainkan adalah 3 dara manis yang mengusik hatiku. Heeeee…..
Santai! Mengusik disini bukan dalam artian negatif kok aku tetap salah satu pria tersetia di rumah. Hahaa….
Hatiku terusik oleh 3 gadis ini karena perilaku mereka di kolan renang. Tidak! Mereka tidak beratraksi layaknya lumba-lumba. Mereka juga tidak berteriak-teriak seperti kondektur bis antar kota. Mereka tidak melakukan apa-apa, berenang pun tidak! Itulah yang mengusik hatiku. Mereka berenang aja tidak padahal sedang di dalam kolam renang, bajunya juga pakaian renang biasa aja bukan yang terlalu seksi atau gimana gitu. Tidak ada yang aneh dari mereka selain fakta bahwa mereka tidak ngapa2in di kolam renang! Terus ngapain mereka ke kolam renang? Mejeng? Kenapa gak di mall aja? Nongkrong? Di WC lebih nikmat.
Jujur perilaku 3 dara ini membuatku sedikit emosi. Pingin rasanya nyamperin mereka dan teriak, “Woi! Berenang woiii!!! Jangan cuma ngruntel di sini aja!!”
Aahhh, sudahlah. Biar saja mereka mau ngapain juga. Uang buat beli tiket juga gak minta saya kok. Yang rugi juga mereka kok. Ngapain saya yang repot? Mending lanjutin ngajarin anak berenang aja. Lebih asik daripada ngurusin mereka. Iya kan?
Sudahlah! Lupakan! Tarik nafas….huuuffff….
TAPI TERUS NGAPAIN MEREKA KE SINI KALAU GAK MAU BERENANG?!!!

Shared with Memoires for Android
http://market.android.com/details?id=net.nakvic.dromoris
http://sites.google.com/site/drodiary/

03/03/2015

Lintah Dalam Selimut

Sabtu, 28 Februari 2015 1:31
Karena kemarin saya sudah bertekad untuk rutin menulis lagi, minimal 1tulisan dalam satu hari yang rasanya sulit sekali saya penuhi. Hahaa….tapi tidak ada salahnya mencoba kan? Maka dari itulah, dini hari ini saya bertekad untuk tetap terbangun……
Oke! Bukan itu sebenarnya alasan saya terbangun di malam yang dingin tapi tidak sendiri ini. Ada isteri dan 2 anakku juga kok…haaaiiiiisssssshhhh! Malah nglantur…
Alasan yang paling tepat kenapa aku terbangun malam ini adalah : lintah!  Ya, lintah! Di atas tempat tidurku!
Oke…. mungkin bukan lintah namanya tapi karena kami tidak tahu hewan apaan ini maka kami sepakat untuk menamainya lintah….paling tidak sampai kami tahu nama aslinya.
Ceritanya begini, malam ini aku terbangun karena selimutku ditarik dari tubuhku oleh anakku Tessa…..karenanya aku jadi kedinginan dan terbangun….
Katanya gara2 lintah?
Nanti duluuuu…..sabarrr…..!
Nah saat terbangun itulah kakiku merasakan sensasi dingin yang aneh, aku raba2 dengan jari kaki….beneran dingin, semula sih saya kirain koin tapi kok empuk2 dingin agak geli gimana gitu ya?
Sontak aku tersadar (kalo tadi baru terbangun tapi belum sadar). Aku dekatkan mataku yang minus nyaris 4 ini ke benda dingin tak dikenal itu. Dan ternyata itu bukan koin!!!! Aku kaget setengah tiang bahwa benda itu ternyata adalah …………?
Apa hayoo? Ada yang tahu gak? Benar sekali…..!
LINTAH….! Atau………setidaknya sampai kami tahu nama yang sebenarnya. 😀

Tag:
27/05/2013

Kutipan Cerita Suling Emas Karya Kho Ping Hoo

suling-emasDia melihat mulut itu tersenyum, akan tetapi matanya tetap tidak terbuka.

“Eng-moi…..Eng-moi…….” Namun gadis itu tidak menjawab dan Bu Song berlari lagi menuju air mancur. Kali ini ia mendapatkan beberapa helai daun yang ia jadikan satu dan dengan daun-daun ini ia dapat membawa air ke dalamnya. Gadis itu menelan air dan mengeluh perlahan, l;alu membuka mata. Mereka saling pandang, mata yang sayu dari Eng Eng bertemu pandang mata penuh harap-harap cemas dari Bu Song.

“Song-ko…….” Eng Eng berkata lemah, berusaha untuk tersenyum.

Bu Song segera memangku gadis itu dan gerakan ini membuat Eng Eng merintih kesakitan.

“Bagaimana, moi-moi? Apamu yang sakit? Kau tidak apa-apa bukan?” pertanyaan penuh kecemasan dilontarkjan bertubi-tubi.

Eng Eng meramkan mata, keningnya berkerut-kerut. jelas bahwa ia menderita nyeri hebat yang ditahan-tahannya, kemudian ia membuka lagi matanya dan kini bulu matanya basah, “Koko…..tiada harapan lagi……” Baca lebih lanjut

15/10/2012

Egois atau Jujur?

“Mah, minta uang kecil buat kasih ke mas pengamen…”

“Mamah, ndak ada uang kecil, kasih permen aja ya?”

Diam sebentar, terus Tessa bilang, “Mamah punya permen to?”

“Punya….”

“Berapa?”

“Satu tok…kasihke masnya aja ya?”

“Ndak usah buat Tessa aja….”

Obrolan singkat si kecil Tessa dengan mamahnya ini sederhana memang. Tapi jika kita mau melihat dan mengamati kita dapat belajar dari obrolan itu.

Sekilas terkesan si kecil Tessa adalah anak yang egois, dia memang punya niat untuk membantu orang lain yang kebetulan di kejadian ini adalah seorang pengamen cilik, hal ini bagus tentunya. Tapi seperti kebanyakan anak kecil, kepentingan diri sendiri lebih diutamakan dibandingkan kepentingan lain. Niatnya membantu hilang sudah ketika dia dihadapkan pada pilihan permen untuk si pengamen atau untuk dia sendiri? Dan akhirnya tentu saja dia yang menang, kalau aku masih pingin ngapain diberikan ke orang lain? Begitu mungkin kira-kira isi pikiran si Tessa.

Egois? Atau jujur?

Bagi orang dewasa seperti kita pastinya tidak akan bisa sejujur anak-anak kita. Seringkali kita memilih langkah yang ‘benar’ di mata orang lain walaupun sebenarnya kita tidak mau bahkan benci dengan jalan yang kita ambil tapi demi citra tetap kita lakukan juga bukan?

Kalau memang seperti ini, perbuatan baik kita apakah benar-benar baik kalau kita melakukannya dengan berdasar pamrih supaya terlihat baik di mata orang lain?

Berbuat baiklah jika kamu ingin berbuat baik, jangan berbuat baik hanya karena bisa atau harus. Karena berbuat baik saat kita bisa saja mengandung kesombongan dan pamrih, sedangkan berbuat baik karena harus itu berarti kita terpaksa dan tidak ikhlas, tetapi jika kita berbuat baik karena kita ingin maka dasarnya mudah-mudahan adalah murni.

Tag: ,
05/07/2012

Sekar dan Sembilan Lembar Tiket

21-08-2004. Pukul  04.14,

ICU

Kamar itu, terlihat sumbang. Tidak seperti kemarin, tidak seperti waktu pertama kali mereka membawa gadis itu ke sini. Seorang gadis yang cantik. Hanya itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaannya. Cantik. Meskipun saat itu wajahnya penuh darah, dia tetap cantik.

Terlihat 2 manusia dalam kamar itu. Sebuah kamar yang sumbang. Satu, sedang duduk tertidur bersandar kursi. Wajahnya dihias keriput lembut di beberapa titik. Tenang, bijaksana, nafasnya lembut wangi. Semerbak memenuhi kamar.

Penghuni yang kedua, tentu saja adalah dia. Gadis itu, gadis yang tergolek lemas di ranjang itu. Dengan wajah bercahaya, kepalanya masih dibungkus perban. Dia tidur dan terlihat nafasnya keluar masuk dengan perlahan. Baca lebih lanjut

02/07/2012

Selalu Terjadi

Pagi ini,
sebelum mentari menancapkan cakar sinarnya di halaman rumahku
Sebelum kabut tipis makin menipis,
dan embun masih membeku diam di ujung dedaunan
Aku berdiri di sini
Seperti yang selalu terjadi

Tangan kananku menjepit batang rokok di sela jemari,
tangan kiri menggenggam segelas kopi kental
yang masih mengepulkan asap putih,
seputih kabut
Seperti yang selalu terjadi

Baca lebih lanjut

Tag: , ,
17/01/2012

Blackberry dan Seks

Siapa sih yang tidak tahu BB? Hampir semua pasti tahu, tapi siapa sih yang tidak punya BB? Saya tidak! Bukan karena tidak pingin tapi karena tidak mampu. Maksud saya tidak mampu menggunakannya bukan tidak mampu beli. Gaptekkah saya? Mungkin iya 😀 Baca lebih lanjut

14/01/2012

Harga Paha Turun Drastis!!!

Pemuda itu duduk merenung di pinggir jalan. Tidak seperti pemuda seusianya yang sedang asik bermalam minggu dengan pacar ataupun teman-teman mereka. Dia hanya menghabiskan waktu duduk diam di atas trotoar yang kotor, sambil sesekali menghisap rokok kreteknya yang hampir habis. Dia tidak merasakan panasnya bara api di ujung rokok yang semakin mendekati bibir hitam kebalnya. Baca lebih lanjut

30/12/2011

Ketika Dikuasai Ketika

ketika aku ingin menulis sesuatu, kenapa kata ‘ketika’ selalu yang pertama melintas di benak?

apa iya ndak ada kata lain yang bisa kugunakan?

atau karena koleksi kata2ku sudah rusak dan tidak berbekas lagi selain kata ‘ketika’?

ketika…kata ‘ketika’ menguasai, aku lantas berhenti, dan urung melanjutkan tulisan, karena aku sudah bosan dengan ‘ketika’

‘ketika’ membuatku tumpul. .

‘ketika’ membuatku dangkal.. Baca lebih lanjut

28/12/2011

Banyak Orang yang Banyak Uang

Semalam aku janji ketemuan dengan seorang teman. Lokasi yang dipilih adalah tempat bilyard! Yup, memang saat ini aku lagi keranjingan sama olah-raga yang satu ini. Banyak hal yang menarik dari dunia sodok-menyodok ini, tapi bagiku yang pasti adalah aku jadi bisa belajar fokus dan konsentrasi. Selain itu aku juga suka dengan perasaan yang muncul disaat berhasil memasukkan bola, aku juga suka dengan suasananya, terus ketegangan yang timbul, kemudian cewek-ceweknya…hahaaa….bercanda karena di hatiku hanya ada dua wanita : Tesha sama mamahnya :D, tapi yang paling ngangenin adalah momen di saat bola masuk ke kantong, suaranya itu lhooo….mak sleketheb!!! Hahahahaaaaa….NYENENGKEH..!!!!

Tapi kali ini temanya bukan masalah bilyard dan suara slekethebnya, yang mau aku share disini adalah obrolan kecil antara aku dan temanku itu. Dia bilang, “Sekarang lagi sibuk apa jik?”

“Lagi sibuk menikmati hidup”, jawabku menipu diri sendiri. Baca lebih lanjut